Perbedaan Teknologi Layar TV CRT, DLP, Plasma, LCD, OLED
Perbedaan Teknologi Layar TV CRT, DLP, Plasma, LCD, OLED-Akhir-akhir ini membeli sebuah TV bisa menjadi hal yang membuat bingung, terutama dengan banyaknya pilihan teknologi pada perangkat tersebut.
Salah satu teknologi yang banyak menarik perhatian pada TV adalah tentu saja layarnya.
Namun, kebanyakan orang juga banyak yang belum mengetahui mengenai perbedaan berbagai jenis layar yang sudah diterapkan pada televisi dari akhir abad ke-20 sampai abad ke-21 ini.
Jenis-jenis teknologi layar tersebut antara lain adalah CRT, DLP, Plasma, LCD, dan OLED
Oleh karena itu, di bawah ini akan dibahas satu-persatu mengenai jenis-jenis layar tersebut.
Walaupun mungkin saat ini anda akan kesulitan untuk mencari jenis TV ini di toko-toko besar, namun pada skala rumahan, rata-rata masih banyak yang menggunakan TV dengan teknologi ini.
Cara kerja TV ini adalah dengan menggunakan sinar elektron yang memindai baris posfor secara baris demi baris untuk menghasilkan gambar.
Berkas atau sinar elektron berasal dari leher tabung gambar, yang pada dasarnya berupa tabung besar.
Berkas sinar tersebut dibelokkan secara terus-menerus sehingga bergerak melintasi baris-baris posfor secara berurutan.
Tergantung pada jenis signal, baris-baris posfor ini dapat dipindai secara bergantian yang disebut dengan scanning interlaced atau berurutan, yang juga disebut sebagai progressive scan.
Teknologi lainnya yang pernah digunakan adalah DLP atau Digital Light Processing, yang diciptakan, dikembangkan, dan lisesensi dari Texas Instruments.
Walaupun teknologi ini sudah tidak lagi digunakan pada TV sejak akhir tahun 2012, teknologi DLP nyatanya tetap hidup dan bertahan pada proyektor video.
Kunci dari DLP adalah DMD atau Digital Micro-mirror Device. Di mana setiap chip terbuat dari cermin kecil yang dimiringkan. Ini artinya setiap pixel dari chip DMD adalah pantulan dari cermin.
Gambar video ditampilkan pada chip DMD. Cermin-cermin mikro pada chip kemudian akan miring dengan sangat cepat saat pergantian gambar.
Proses ini menghasilkan pondasi abu-abu untuk gambar.
Kemudian warna ditambahkan sebagai cahaya yang melewati roda warna berkecepatan tinggi dan dipantulkan pada cermin mikro pada chip DLP yang bergerak miring menuju atau menjauh dari sumber cahaya.
Derajat kemiringan masing-masing cermin mikro ditambah dengan roda warna berkecepatan tinggi yang berputar akan menentukan struktur warna gambar yang diproyeksikan.
Cahaya yang diperkuat akan memantul dari cermin mikro, kemudian dikirim melalui lensa dan dipantulkan dari cermin tunggal yang besar selanjutnya menuju ke layar.
Namun, anda juga masih dapat menjumpai penggunaan produk ini.
TV Plasma menggunakan teknologi yang menarik. Serupa dengan tekologi CRT, TV Plasma menghasilkan gambar dengan dengan pencahayaan posfor.
Namun, posfor tersebut tidak diterangi oleh pemindaian cahaya elektron. Sebaliknya, posfor tersebut diterangi oleh gas super panas (serupa dengan cahaya lampu fluorosensi).
Semua elemen gambar posfor (pixel) dapat menyala sekaligus, daripada harus dipindai oleh sinar elektron seperti pada teknologi CRT.
Oleh karena itu tabung elektron tidak diperlukan, dan dihilangkan, sehingga menghasilkan bentuk yang tipis.
Kemajuan teknologi lainnya menghadirkan TV LCD. Dengan bentuk tipis, gambar pada TV ini juga tdak dipindai oleh sinar elektron. Elemen gambar (pixel) dari TV ini hanya dimatikan atau diatur pada refresh rate tertentu.
Dengan kata lain, setiap gambar akan ditampilkan sekaligus dalam 24, 30,60 atau 120 detik. Hal yang perlu diingat adalah refreh rate itu tidak sama dengan frame rate. Pada saat ini para engineer telah dapat membuat refresh rate pada 24, 25, 30, 50, 60, 72, 100, 120, 240 dan 480 (sejauh ini).
Bgaimanapun juga, refresh rate yang umumnya digunakan pada TV LCD adalah 60 atau 120.
Pixel LCD tidak menghasilkan cahaya sendiri. Agar dapat menghasilkan gambar, maka TV LCD harus memiliki apa yang disebut dengan backlit.
Dalam kebanyakan kasus, backlight ini adalah konstan. Apa yang terjadi dalam proses ini adalah pixel dengan sangat cepat menyala atau mati tergantung dari kebutuhan gambar.
Jika pixel dalam keadaan off, maka cahaya backlit tidak akan lewat, namun ketika pixel ini dalam keadaan on, maka backlit akan melewatinya.
Penting juga diketahui, bahwa ada teknologi backlit baru, yang dapat meningkatkan proses on/off pixel tersebut. seperti Global Dimming dan Local Dimming. Teknologi dimming atau peredupan ini melibatkan backlight berbasis LED baik itu secara full array maupun dengan sistem edge light.
OLED adalah teknologi TV terbaru yang tersedia untuk konsumen saat ini. Pada awalnya diterapkan pada ponsel, tablet dan aplikasi layar kecil lainnya. Namun, mulai tahun 2013 mulai diterapkan pada TV layar besar komersil.
OLED adalah kependekan Organic Lighting Emitting Diode. Untuk memudahkan pemahaman, layar OLED merupakan elemen berbasis pixel organik dengan ukuran tertentu. OLED ini memiliki beberapa karakteristik dari TV LCD dan Plasma.
Persamaan OLED dengan LCD adalah OLED dapat diletakkan pada lapisan yang sangat tipis, sehingga memungkinkan desain bingkai TV yang tipis dan juga hemat energi. Namun, seperti pada TV LCD, OLED juga memiliki beresiko terkena dead pixel.
Persamaan dengan TV Plasma adalah OLED bahwa pixelnya self-emitting (tidak memerlukan backlight, edge light, atau local dimming / peredupan yang diperlukan). Level sangat hitam dapat dihasilkan (pada kenyataannya OLED dapat menghasilkan hitam absolut), menyediakan sudut pandang lebar yang tidak terdistorsi, merespon dengan baik dalam gerakan halus. Bagaimanapun, seperti pada TV Plasma, OLED ini beresiko terkena burn-in.
Terlepas dari penilaian negatif ataupun positif, secara objektif, OLED merupakan teknologi yang menghasilkan gambar terbaik saat ini. Karakteristik fisik lainnya yang mengagumkan adalah teknologi ini memiliki panel yang sangat tipis sehingga fleksibel, sehingga beberapa manufaktur membuat TV layar melengkung (Catatan : Beberapa TV LCD juga telah dibuat dengan layar meengkung).
Teknologi OLED ini dapat diimplementasikan dengan berbagai jalan untuk TV. Misalnya LG melakukan proses yang dikenal dengan WRGB dengan mengkombinasikan self-emitting pixel OLED dengan filter warna Red, Green, dan Blue (RGB).
Sementara itu, Samsung melakukan proses pada sub-pixel Red, Green, dan Blue tanpa adanya penambahan filter warna. Proses yang dilakukan LG bertujuan agar membatasi pengaruh dini degradasi warna biru yang tampaknya terjadi dengan Blue pixel self-emitting OLED.
Demikianlah perbedaan layar TV CRT, DLP, Plasma, LCD dan OLED. Semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama. Mohon share artikel ini jika anda rasa bermanfaat.
Salah satu teknologi yang banyak menarik perhatian pada TV adalah tentu saja layarnya.
Namun, kebanyakan orang juga banyak yang belum mengetahui mengenai perbedaan berbagai jenis layar yang sudah diterapkan pada televisi dari akhir abad ke-20 sampai abad ke-21 ini.
OLED TV dengan layar melengkung dan tipis |
Jenis-jenis teknologi layar tersebut antara lain adalah CRT, DLP, Plasma, LCD, dan OLED
Oleh karena itu, di bawah ini akan dibahas satu-persatu mengenai jenis-jenis layar tersebut.
1. Teknologi Layar CRT (Cathode Ray Tube)
Walaupun mungkin saat ini anda akan kesulitan untuk mencari jenis TV ini di toko-toko besar, namun pada skala rumahan, rata-rata masih banyak yang menggunakan TV dengan teknologi ini.
Cara kerja TV ini adalah dengan menggunakan sinar elektron yang memindai baris posfor secara baris demi baris untuk menghasilkan gambar.
CRT TV |
Berkas atau sinar elektron berasal dari leher tabung gambar, yang pada dasarnya berupa tabung besar.
Berkas sinar tersebut dibelokkan secara terus-menerus sehingga bergerak melintasi baris-baris posfor secara berurutan.
Tergantung pada jenis signal, baris-baris posfor ini dapat dipindai secara bergantian yang disebut dengan scanning interlaced atau berurutan, yang juga disebut sebagai progressive scan.
2. Teknologi Layar DLP
Teknologi lainnya yang pernah digunakan adalah DLP atau Digital Light Processing, yang diciptakan, dikembangkan, dan lisesensi dari Texas Instruments.
Walaupun teknologi ini sudah tidak lagi digunakan pada TV sejak akhir tahun 2012, teknologi DLP nyatanya tetap hidup dan bertahan pada proyektor video.
Kunci dari DLP adalah DMD atau Digital Micro-mirror Device. Di mana setiap chip terbuat dari cermin kecil yang dimiringkan. Ini artinya setiap pixel dari chip DMD adalah pantulan dari cermin.
Gambar video ditampilkan pada chip DMD. Cermin-cermin mikro pada chip kemudian akan miring dengan sangat cepat saat pergantian gambar.
Proses ini menghasilkan pondasi abu-abu untuk gambar.
Kemudian warna ditambahkan sebagai cahaya yang melewati roda warna berkecepatan tinggi dan dipantulkan pada cermin mikro pada chip DLP yang bergerak miring menuju atau menjauh dari sumber cahaya.
Derajat kemiringan masing-masing cermin mikro ditambah dengan roda warna berkecepatan tinggi yang berputar akan menentukan struktur warna gambar yang diproyeksikan.
Cahaya yang diperkuat akan memantul dari cermin mikro, kemudian dikirim melalui lensa dan dipantulkan dari cermin tunggal yang besar selanjutnya menuju ke layar.
3. Teknologi Layar Plasma
Plasma TV adalah TV pertama yang memiliki layar tipis dan datar atau juga bisa dipasang "hang on wall''. Telah digunakan sejak awal tahun 2000-an, namun manufaktur pembuatnya terakhir yaitu Samsung, Panasonic, dan LG menghentikan pembuatannya pada akhir 2014 untuk digunakan konsumen umum.Namun, anda juga masih dapat menjumpai penggunaan produk ini.
TV Plasma menggunakan teknologi yang menarik. Serupa dengan tekologi CRT, TV Plasma menghasilkan gambar dengan dengan pencahayaan posfor.
Plasma TV |
Namun, posfor tersebut tidak diterangi oleh pemindaian cahaya elektron. Sebaliknya, posfor tersebut diterangi oleh gas super panas (serupa dengan cahaya lampu fluorosensi).
Semua elemen gambar posfor (pixel) dapat menyala sekaligus, daripada harus dipindai oleh sinar elektron seperti pada teknologi CRT.
Oleh karena itu tabung elektron tidak diperlukan, dan dihilangkan, sehingga menghasilkan bentuk yang tipis.
4. Teknologi Layar LCD (Liquid Color Display)
Kemajuan teknologi lainnya menghadirkan TV LCD. Dengan bentuk tipis, gambar pada TV ini juga tdak dipindai oleh sinar elektron. Elemen gambar (pixel) dari TV ini hanya dimatikan atau diatur pada refresh rate tertentu.
Dengan kata lain, setiap gambar akan ditampilkan sekaligus dalam 24, 30,60 atau 120 detik. Hal yang perlu diingat adalah refreh rate itu tidak sama dengan frame rate. Pada saat ini para engineer telah dapat membuat refresh rate pada 24, 25, 30, 50, 60, 72, 100, 120, 240 dan 480 (sejauh ini).
Bgaimanapun juga, refresh rate yang umumnya digunakan pada TV LCD adalah 60 atau 120.
TV LCD |
Pixel LCD tidak menghasilkan cahaya sendiri. Agar dapat menghasilkan gambar, maka TV LCD harus memiliki apa yang disebut dengan backlit.
Dalam kebanyakan kasus, backlight ini adalah konstan. Apa yang terjadi dalam proses ini adalah pixel dengan sangat cepat menyala atau mati tergantung dari kebutuhan gambar.
Jika pixel dalam keadaan off, maka cahaya backlit tidak akan lewat, namun ketika pixel ini dalam keadaan on, maka backlit akan melewatinya.
Penting juga diketahui, bahwa ada teknologi backlit baru, yang dapat meningkatkan proses on/off pixel tersebut. seperti Global Dimming dan Local Dimming. Teknologi dimming atau peredupan ini melibatkan backlight berbasis LED baik itu secara full array maupun dengan sistem edge light.
4. Teknologi Layar OLED
OLED adalah teknologi TV terbaru yang tersedia untuk konsumen saat ini. Pada awalnya diterapkan pada ponsel, tablet dan aplikasi layar kecil lainnya. Namun, mulai tahun 2013 mulai diterapkan pada TV layar besar komersil.
OLED adalah kependekan Organic Lighting Emitting Diode. Untuk memudahkan pemahaman, layar OLED merupakan elemen berbasis pixel organik dengan ukuran tertentu. OLED ini memiliki beberapa karakteristik dari TV LCD dan Plasma.
Persamaan OLED dengan LCD adalah OLED dapat diletakkan pada lapisan yang sangat tipis, sehingga memungkinkan desain bingkai TV yang tipis dan juga hemat energi. Namun, seperti pada TV LCD, OLED juga memiliki beresiko terkena dead pixel.
Persamaan dengan TV Plasma adalah OLED bahwa pixelnya self-emitting (tidak memerlukan backlight, edge light, atau local dimming / peredupan yang diperlukan). Level sangat hitam dapat dihasilkan (pada kenyataannya OLED dapat menghasilkan hitam absolut), menyediakan sudut pandang lebar yang tidak terdistorsi, merespon dengan baik dalam gerakan halus. Bagaimanapun, seperti pada TV Plasma, OLED ini beresiko terkena burn-in.
Terlepas dari penilaian negatif ataupun positif, secara objektif, OLED merupakan teknologi yang menghasilkan gambar terbaik saat ini. Karakteristik fisik lainnya yang mengagumkan adalah teknologi ini memiliki panel yang sangat tipis sehingga fleksibel, sehingga beberapa manufaktur membuat TV layar melengkung (Catatan : Beberapa TV LCD juga telah dibuat dengan layar meengkung).
Teknologi OLED ini dapat diimplementasikan dengan berbagai jalan untuk TV. Misalnya LG melakukan proses yang dikenal dengan WRGB dengan mengkombinasikan self-emitting pixel OLED dengan filter warna Red, Green, dan Blue (RGB).
Sementara itu, Samsung melakukan proses pada sub-pixel Red, Green, dan Blue tanpa adanya penambahan filter warna. Proses yang dilakukan LG bertujuan agar membatasi pengaruh dini degradasi warna biru yang tampaknya terjadi dengan Blue pixel self-emitting OLED.
Demikianlah perbedaan layar TV CRT, DLP, Plasma, LCD dan OLED. Semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama. Mohon share artikel ini jika anda rasa bermanfaat.
Post a Comment for "Perbedaan Teknologi Layar TV CRT, DLP, Plasma, LCD, OLED"